Jumat, 15 Oktober 2010


Sebuah Benih

Baca dengan Seksama.................

Selamat membaca,,,,,,,,,,,,,,


Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua orangyang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknyayang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota.Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang besaritu.,

Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengananaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar suarayang mengusik ambang sadar si pedagang.

"Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawadagangan kita ke kota?"

"Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku rampingseperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir,aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini."

Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah.

Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besarsepertimu, Ayah?"

Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuahbenih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnyabenih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacangyang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yangbesar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besartempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, duluberasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, jugaberasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol,juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah,sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yangsama."

Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak,benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahanyang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadisebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahariyang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh.Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnyamenjadi mahluk yang sabar."

"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharapmenjadi benar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri,meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan danimpian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur,melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.

Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa sedihdengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh dengankeistimewaan. Dan karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi mahlukdengan berbagai kelebihan.

Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa kecil, tak mampu, tak berdayadengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapankita menjadi besar, dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginanyang ada dalam dada. Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakahsaatnya berhasil?

Kapankah saat itu akan datang?

Teman, kita adalah layaknya benih kecil itu. Benih yang menyimpan semuakekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yanglebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal.Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa alpa denganbantuan tiupan angin, derasnya air hujan, dan teriknya sinar matahari?

Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses,tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan?

Akankah Allah lupa mengingatkan kita dengan hembusan angin "masalah",derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"?

Tidak Teman. Karena Allah Maha Tahu, bahwa setiap hambaNya akan menemukanjalan keberhasilan, maka Allah akan tak pernah lupa dengan itu semua. Read More.. Read More..